Saya bisa menebak satu hal,
apa alasan anak bayi yang baru lahir diawali dengan tangisan yang
menggembirakan pendengarnya. Tangisan sedih karena ia membawa amanah yang sangat besar sekaligus banyak dari Penciptanya,
tapi malah disambut gembira oleh orang-orang yang
sudah menunggu dan mempersiapkan kehadirannya ke dunia. Tidak ada yang
salah diantara mereka. Karena sosok-sosok yang bergembira akan melakukan yang terbaik
agar ia yang menangis bisa menjadi hamba Allah yang dapat menjalankan amanah Sang
Khaliq, mereka akan bersatu dan bekerjasama demiNya.
Kalau kata
IppoSantosa mereka adalah “sepasang bidadari”. Mereka penentu prioritas masa depan sang
pembawa dakwah Tuhan. Kebutuhan fisikdari ujung kaki hingga ujung rambut tersedia rapi ketika diperlukan. Tak diragukan keamanan
yang diberikan, memberadakannya di lingkungan yang baik,
lebih-lebih kasih sayang dan perhatian yang
diberikan hingga ia tumbuh menjadi pembawa dakwahTuhan yang ideal.
Saking sulitnya menghitung pengorbanan yang telah tercurah,
saya belum menemukan julukan yang pantas untuk mereka, kedua orang
tua setiap pembawa dakwah dunia.
“Buah jatuhnya takkan jauh dari pohonnya ”begitu
kata pepatah.Pohon kelapa takkan berbuah durian, pohon nangka takkan berbuah jeruk,
pohon pisang takkan berbuah rambutan, juga pohon mangga takkan menghasilkan buah kelengkeng. Agak ngawur memang, tapi hal ini bisa disandingkan dengan analogi anak
yang takkan jauh berbeda dengan orang
tuanya. Orang tua yang baik maka akan melahirkan pembawa dakwah yang baik,
begitupun sebaliknya. Anak-anak cenderung buruk ketika mereka memiliki orang tua yang
sama buruknya.
Tapi yang
tak jarang terjadi, pepatah terbantahkan. Begitupun dengan pepatah yang belum ada satu menit
dibahas pada paragraf sebelumnya. Oh ya?
Apayang salah dengan pepatah itu? Sedikit
perhatianlah dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Ada orang tua yang tidak
tamat sekolah dasar, tapi memiliki anak yang dapat sekolah di luar negeri. Bermata pencaharian
tukang becak tapi melahirkan artis selebriti. Terbayangkah oleh kita ketika
pepatah itu abadi? Jika ya, mungkin memilih mati daripada harus menjadi anak
dari seorang pendosa.
Dalam ilmu alam ada yang
namanya okulasi.Yaitu menyambungkan tanaman yang satu dengan yang lain
lewat penempelan tunas batang pada pohon yang ingin disatukan, pada tahukan? Saya simpulkan
ini adalah jawaban dari pepatah yang terbantahkan. Pohon mangga tidak hanya
dapat berbuah mangga tapi juga jeruk. Bunga kertas bisa memiliki lima warna
dalam satu perdu. Sungguh indah dan mempesona. Begitupun pembawa amanah yang
sukses yang tidak hanya terlahir dari keturunan pembawa amanah dakwah yang
sukses.
Semua
berawal dari lingkungan keluarga. Jika kita belajar ilmu pendidikan, maka
lingkungan terkecil tapi paling mempengaruhi jiwa anak adalah lingkungan
keluarga, kemudian lingkungan sekolah yang menjadi rumah kedua perkembangan
pendidikan anak, barulah lingkungan masyarakat yang menjadi pengaruh bagi anak.
Lebih dari 12 jam kita berada di lingkungan keluarga, dan itu lebih dari
setengah perjalan hari yang kita milliki. Mental dan fisik Pembawa amanah
dakwah mayoritas terbentuk di Lingkungan keluarga, tapi mengapa tantangan
terberat bagi seorang pembawa amanah dakwahjuga lingkungan keuarga itu sendiri?
Padahal perintah Rasul untuk menjaga keluarga dari api neraka adalah wajib
adanya. Bagaimana wujud lingkungan keluarga yang bisa menciptakan pembawa
amanah dakwah yang ideal?
Kita
melupakan kekasih Allah, Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam. Mengingat
perjuangan beliau dalam menegakkan agama Allah. Dicaci maki, dihina, diburu,
tak sedikit orang yang membencinya. Tapi tak sedikit pula yang membelanya,
mendukung, dan ingin selalu bersamanya dalam setiap peperangan melawan
orang-orang yang ingin menghancurkan Islam. Mereka merelakan apapun yang mereka
miliki demi Allah dan RasulNya, merekalah para sahabat nabi yang akan
bersanding dengan kekasih Allah di surga.
Disiplin
dan tegas adalah ciri Umar dalam memimpin. Kebijakan beliau untuk membunuh
setiap orang yang enggan membayar pajak. Juga pemberani dalam memimpin perang
tidak perlu diragukan lagi dari dirinya, sampai beliau dijuluki ”singa padang
pasir”. Orang tua yang membiasakan anak-anaknya untuk hidup disiplin, maka sang
anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tegas dan cekatan. Terbiasa dengan
tekanan menjadikan apa yang diamanah kepadanya adalah sesuatu yang harus
diselesaikan semaksimal mungkin karena dia tahu, pertanggungjawaban harus dia
berikan kepada Sang Maha Pemberi Kepercayaan.
Kaya
ilmu adalah modal utama menjadikan pola berpikir kita bekerja dengan baik. Ali, sahabat nabi yang cerdas menjadi
andalan bagi masyarakatnya sebagai “gudang ilmu”. “Sesungguhnya ilmu yang Allah
berikan itu hanyalah sedikit”. Sudah sedikit, untuk mendapatkannyapun masih
menumpuk rasa enggan. Biasakan anak-anak membaca, karena buku adalah jendela
dunia. Kenalkan buku sedini mungkin, kelak menjadi pembawa amanah dakwah yang
sukses, tidak asal berbicara karena apa yang dia katakan bersumber pada yang
telah ia ketahui, serta berwawasan luas dengan Al-Quran dan Hadist ditangan.
Siapa
yang tak kenal dengan sahabat nabi yang paling dermawan dan kaya, Abdurrahman
bin Auf. Beliau sudah terjamin masuk ke dalam surga Allah. Subhanallah.
Pengusaha muslim sukses yang berharap dapat memasuki surgaMu dengan berjalan
ataupun berlari, sampai ia memberikan seluruh hartanya di jalan Allah. Menjadi
pengusaha sukses bagi para anak muda adalah suatu mimpi yang dikencangkan
doanya agar dikabulkan. Tapi tentunya doa dan usaha terus teriring. Doa, usaha,
tawakkal, mungkin 3 hal ini juga yang mendorong pepatah tadi tak abadi. Ketika
ada usaha, doa, dan tawakkal maka nasib seseorang bisa berubah.
Itu hanya sebagian kecil dari banyaknya sahabat nabi. Dan itu hanya
sedikit dari ribuan kisah-kisah mengagumkan mereka. Ketika lingkungan keluarga
sudah menanamkan aqidah yang benar dan baik pada setiap anggota keluarganya,
niscaya Allah senantiasa melindungi langkah mereka dari segala yang buruk.
Belum sempurna syahadat Rasul kita ketika tak meneladani sifat-sifat nabi
Muhammad SAW berikut sahabat-sahabatnya. Bergerak FAST (Fathanah Amanah
Sidiq Tabligh) salah satu kunci menumbuhkan kepercayaan orang lain.
Pembawa amanah dakwah beretika yang meneladani nenek moyangnya dan
berlandaskan Al-Quran, akan membawa umatnya dalam kebahagiaan dan kenyamanan
berjuang dengannya. Karena dalam ajarannya selalu membawa keadilan dan membasmi
kedzaliman, dalam masalah ekonomi khususnya. Diharamkannya riba sejak zaman
jahiliyah yang merajalela hingga zaman dewasa ini membawa kedamaian,
kesejahteraan, dan keadilan.Saat ini telah banyak terlahir dokter-dokter yang
ahli di bidang kesehatan masing-masing, ahli bedah, ahli jantung, ahli tulang,
ahli paru-paru, dan lain sebagainya. Tapi masih jarang terlahir dokter-dokter
ekonomi yang ahli mengatasi kedzaliman, spekulasi, korupsi, dan masih banyak
lagi masalah kompleks yang harus diselesaikan.
Itulah tugas pembawa amanah dakwah ekonomi islam sebagai dokter ekonomi
saat ini demi terwujudnya kesejahteraan dan keadilan distribusi. Bukan sumber
daya alam yang kurang, tapi distribusi yang tidak merata yang menyebabkan
hak-hak setiap manusia tidak sampai kepada pemiliknya. Ekonomi beretika adalah
ekonomi islam. Ekonomi yang bukan hanya sekedar solusi, tapi perintah Yang Maha
Adil. Mengaku taat, maka seharusnya menegakkan ajaranNya di bumiNya.
Semua dimulai dari diri kita, karena pada awalnya kita adalah pemimpin
bagi diri kita sendiri, pembawa dakwah bagi diri kita sendiri agar senantiasa berjalan
di atas jalanNya. “Better late than never”, tidak ada kata terlambat untuk
hidup lebih baik dan lebih berkah. Aplikasikan ekonomi islam dalam transaksi
dunia, tanpa harus ada lebel syariah. Karena itu berarti bukan hanya transaksi
yang beretika, tapi jiwa yang beretika. Dengan dua pusaka sebagai kiblatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar